RUQYAH SYAR'IYYAH
Terapi Gangguan Penyakit Jasmani
dan Ruhani
Ust. H. Ibnu Sholeh, M.A, M.P.I
Ada beberapa hal yang melandasi kita semua untuk membahas masalah
Ruqyah dalam kondisi masyarakat kita sekarang ini. Diantaranya adalah menghidupkan
Sunnah Nabi Shallallaahu 'alaihi wasalam dalam hal penjagaan dan perlindungan
diri serta terapi pengobatan penyakit jasmani maupun ruhani
1.
Minimnya pembentengan diri yang
dilakukan oleh sebagian umat Islam dengan dzikir syar'i sehingga banyak yang
rentan terkena pengaruh buruk pandangan mata kedengkian manusia dan jin (
penyakit 'ain ) disamping banyaknya korban kejahtan dunia sihir dan perdukunan
2.
Ruqyah Syar'iyyah adalah sarana dakwah
yang sangat efektif untuk menyelamatkan aqidah masyarakat dari bahaya kesesatan
dan kesyirikan yang diakibatkan oleh maraknya dunia klenik dan perdukunan
ditengah masyarakat akhir-akhir ini. Apalagi hal itu didukung oleh kebebasan
media masa cetak maupun elektronik untuk mengekpose dan mempromosikannya secara
besar-besaran.
3.
Ruqyah Syar'iyyah merupakan sarana
efektif dalam penjagaan dan peningkatan kondisi rohani dan keimanan khususnya
bagi aktifis dakwah Islam
SEJARAH SINGKAT RUQYAH
Istilah Ruqyah telah ada sejak sebelum Islam, hal ini bisa
diketahui dari ungkapan salah seorang sahabat yang mengatakan: "Ini
dahulu merupakan ruqyah yang kami pakai untuk menanggulangi sengatan
kalajengking". Hanya saja pada masa sebelum Islam, belum ada
batasan-batasan yang menjelaskan mana yang boleh dan mana yang tidak, sehingga banyak
penyimpangan-penyimpangan yang mengandung kesyirikan. Ketika beliau diutus
sebagai rasul yang membawa ajaran tauhid, beliau melihat banyaknya kekeliruan
yang terjadi, akhirnya beliau melarang ruqyah. Setelah pelarangan tersebut,
para sahabat mengklarifikasikan hal itu kepada beliau yang kemudian meminta
mereka untuk memaparkan ruqyah-ruqyah yang selama ini telah mereka lakukan.
Setelah pemaparan itu akhirnya beliau menetapkan bahwa: Ruqyah
yang diperbolehkan itu adalah yang tidak mengandung kesyirikan.Batasan yang
telah ditetapkan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam memberikan sebuah
penegasan bahwa meskipun istilah yang dipakai tetap sama (yaitu: ruqyah) akan
tetapi makna dan hakikat yang terkandung didalamnya sangat berlainan. Begitu
juga dengan istilah-istilah lain yang ada dalam khazanah keislaman, meskipun
sama secara bahasa, akan tetapi berbeda batasan definisinya secara istilah.
Batasan yang sudah diberikan Rasulullah Shallallahu alaihi
wasallam berlaku untuk setiap muslim kapan pun dan dimana pun. Ini merupakan
tolok ukur yang paling utama dalam ruqyah. Berdasarkan hal ini, akhirnya bisa
dibedakan mana Ruqyah yang sesuai dangan Syariat Islam dan mana yang tidak.
Adanya pembatasan tersebut akan mempermudah untuk mengetahui
penyimpangan-penyimpangan yang telah terjadi di tengah masyarakat, meskipun
mereka menggunakan istilah yang sama.
DEFINISI RUQYAH
Makna ruqyah secara terminologi
adalah al-‘udzah (sebuah perlindungan) yang digunakan untuk melindungi orang
yang terkena penyakit, seperti panas karena disengat binatang,kesurupan, dan
yang lainnya. (Lihat An-Nihayah fi Gharibil Hadits karya Ibnul Atsir
rahimahullahu 3/254)
Secara terminologi, ruqyah
terkadang disebut pula dengan ‘azimah. Al-Fairuz Abadi berkata: “Yang dimaksud
‘azimah-‘azimah adalah ruqyah-ruqyah. Sedangkan ruqyah yaitu ayat-ayat
Al-Qur`an yang dibacakan terhadap orang-orang yang terkena berbagai penyakit dengan
mengharap kesembuhan.” (Lihat Al-Qamus Al-Muhith pada materi عزم)
Menurut IbnuSidah :Bacaan
perlindungan. Ibnul Atsir berpendapat bahwa ruqyah adalah: Bacaan pelindungan
yang dibacakan pada orang yang sakit. sedangkan Al Qarafi mengatakan:
Ruqyah adalah bacaan-bacaan khusus yang diharapkan kesembuhan dari penyakit dan
segala sesuatu yang mencelakakan.
Ruqyah merupakan bagian dari
aplikasi Rukun Iman yakni beriman pada yang ghoib, seperti yang tercantum dalam
Al-Baqoroh ayat 3. Adapun makna ruqyah secara etimologi syariat adalah
doa dan bacaan-bacaan yang mengandung permintaan tolong dan perlindungan kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk mencegah atau mengangkat bala/penyakit.
Terkadang doa atau bacaan itu
disertai dengan sebuah tiupan dari mulut ke kedua telapak tangan atau anggota
tubuh orang yang meruqyah atau yang diruqyah. (Lihat transkrip ceramah
Asy-Syaikh Shalih bin ‘Abdul ‘Aziz Alus-Syaikh yang berjudul Ar-Ruqa wa
Ahkamuha oleh Salim Al-Jaza`iri, hal. 4) Tentunya ruqyah yang paling utama
adalah doa dan bacaan yang bersumber dari Al-Qur`an dan As-Sunnah. (Ibid, hal.
5)
SECARA GARIS BESAR ADA DUA MACAM RUQYAH YANG DIKENAL, YAITU RUQYAH
SYIRKIYYAH DAN RUQYAH SYAR'IYYAH
Ruqyah Syirkiyyah: Mantra-mantra,
jampi-jampi atau doa-doa yang mengandung kemusyrikan dan diharamkan oleh
syari'at.
Ruqyah Syar'iyyah : Sebuah terapi syar'i dengan cara pembacaan
ayat-ayat suci Al-Qur'an dan do'a-do'a perlindungan yang bersumber dari Nabi
Shollallahu 'alaihi wasallam yang dilakukan seorang muslim, baik dengan tujuan
penjagaan diri sendiri atau untuk orang lain dari pengaruh jahat pandangan mata
('ain) manusia dan jin, kerasukan, pengaruh sihir, gangguan kejiwaan, berbagai
penyakit fisik dan sebagainya. Rasulullah Saw bersabda, "Kemukakanlah
kepadaku jampi-jampi kalian itu, tidaklah mengapa meruqyah selama tidak
mengandung kesyirikan". ( HR. Muslim )
Istilah Ruqyah disertai Syar'iyyah dimaksudkan bahwa terapi ini
dalam pelaksanaannya benar-benar murni sesuai dengan batasan syari'at Islam
yang berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Dan hal itu, baik dengan kemurnian
aqidah, niat dan tujuan, muatan dan isi, maupun tata cara pelaksanaan. Jadi
harus benar-benar bersih dari unsur-unsur campuran yang tidak berdasar dan yang
melanggar hukum syara'.
Ruqyah adalah salah satu amal yang dilakukan oleh Rasulullah Saw,
para sahabat dan salafush-shalih untuk menjaga kesehatan fisik dan
jiwanya. Tercatat banyak hadits-hadits shahih dan hasan yang meriawayatkan
tentang ruqyah dan hal-hal yang berkaitan dengannya.
Rasulullah sendiri pernah meruqyah dan sahabat besar sperti Sa'ad
bin Abi Waqqash, Ummul Mu'minin Hafsah binti Umar, tabi'in seperti Malik
bin Dinar juga melakukannya. Imam Ahmad bin Hambal, selain terkenal sebagai
salah satu imam madzhab (Madzhab Hambali) juga terkenal kemampuanya meruqyah.
Muridnya Ibnu Taimiyah, Ibnu Qoyyim al-Jauziyah juga sering
meruqyah. Di zaman modern seperti sekarang, seperti Syaikh Abdus Salam Bali, Syaikh bin Baz,
Muhammad Ash-Shayyim meneruskan pengobatan yang mengikuti Qur'an dan Sunnah
tersebut.
SYARAT-SYARAT RUQYAH SYAR’IYYAH :
Imam Assuyuthi menjelaskan: "Para ulama telah ijma` tentang bolehnya
ruqyah setelah tercukupinya tiga syarat berikut ini :
1.
Hendaknya Ruqyah itu dengan Ayat-ayat
Alquràn atau dengan Asmaul Husna. Imam Nawawi menambahkan : zikir yang
bersumber dari hadits yang shahih.
2.
Hendaknya menggunakan Bahasa Arab atau
bahasa yang bisa difahami maknanya
3.
Tidak boleh meyakini bahwa ruqyah itu
sendiri yang menyembuhkan tapi kesembuhan itu berlaku atas izin dan takdir
Allah.
GEJALA-GEJALA GANGGUAN JIN PADA MANUSIA
Gejala pada Waktu Tidur
1.
Susah tidur malam, yaitu tidak bisa
tidur kecuali setelah lama dan bersusah-payah
2.
Susah bangun, yaitu tidur kebanyakan
sehingga tidak bisa melakukan ibadah-ibadah yang diinginkan
3.
Cemas, yaitu sering terbangun pada
waktu malam
4.
Mimpi buruk yaitu mimpi melihat sesuatu
yang mengancam lalu ingin berteriak meminta pertolongan tetapi tidak bisa
5.
Mimpi melihat berbagai binatang seperti
kucing, anjing, onta, ular srigala, tikus
6.
Bunyi gigi geraham beradu saat tidur
7.
Merintih saat tidur
8.
Berdiri dan berjalan dalam keadaan
tidur dan tanpa kesadaran
9.Mimpi seolah-olah
akan jatuh dari tempat yang sangat tingg
10. Mimpi berada dalam kuburan, tempat sampah atau jalan yang
mengerikan
11. Mimpi melihat orang aneh seperti tinggi sekali, pendek sekali atau
hitam sekali
12. Mimpi menyeramkan/melihat hantu
13. Mimpi dengan lawan jenis yang sama berkali-kali, dan ingin bertemu
dengan yang diimpikan
14. Mimpi seakan-akan tertindih benda yang sangat berat dan sulit
untuk melepasakan
15. Mendengkur sangat keras
Gejala pada Waktu
Terjaga
1.
Sering was-was/ketakutan
2.
Suka marah-marah
3.
Dorongan kuat untuk bermaksiat
4.
Lesu dan malas sekali untuk beribadah
5.
Sulit sekali untuk khusyu
6.
Suka berkhayal
7.
Selalu pusing yang tidak disebabkan
oleh penyakit
8.
Sakit kedua mata, kedua telinga,
hidung, gigi, tenggorokan atau lambung
9.
Selalu berpaling dari dzikrullah,
shalat dan ketaatan lainnya
10. Pikiran linglung
11. Kesurupan atau disebut dengan sumbatan syaraf
12. Rasa sakit pada salah satu anggota badan dan dokter tidak
mengetahui penyebabnya
CIRI-CIRI RUQYAH SYIRKIYYAH
(SYIRIK)
1.
Bertanya namanya, nama ayahnya dan nama
ibunya untuk dimantera
2.
Meminta salah satu benda penderita
(fhoto, kain, sapu-tangan, peci, baju dsb.
3.
Terkadang minta binatang dengan sifat
tertentu atau media lain seperti bunga, misk, daun sirih, tanah dari rumah
penderita, tanah kuburan, selamatan dsb.
4.
Menulis jimat-jimat tertentu (rajah),
menggambar segi empat yang didalamnya ditulisi huruf dan angka, dll.
5.
Membaca mantra-mantra yang tidak
difahami, potongan ayat Al-Qur'an dsb
6.
Kadang-kadang menyuruh penderita
menyepi tidak terkena sinar matahari
7.
Kadang-kadang tidak boleh menyentuh air
pada masa-masa tertentu atau mandi ditengah malam
8.
Memberi benda-benda yang harus ditanam
di dalam tanah, ditempel diatas pintu, sikep, susuk, keris, akik, cincin besi,
air sakti, telur, sabuk perlindungan, benang untuk ditalikan di tubuh, dsb.
9.
Menyuruh penderita beribadah dan
berwirid bi'dah
10. Terkadang sudah tahu dulu permasalahan, nama dan tempat asal, bisa
melihat ada jin dalam diri seseorang atau di suatu tempat.
11. Terkadang punya kamar khusus di rumahnya yang tidak dapat dimasuki oleh orang lain.
12. Ada pantangan terhadap dirinya dan penderita terhadap hari dan
tanggal tertentu (Tathoyyur)
13.
Menulis Al-Qur'an dengan terbalik, dari
kiri atau dengan darah (haid) atau dengan sesuatu yang najis.
14.
Membakar kemenyan dan dupa, sulit untuk
tawadlu'
Mungkin selama ini ada orang yang bukan dukun dan tidak tahu
tentang sihir sama sekali, tetapi mungkin ia melakukan kebid'ahan,
mengkeramatkan kubur-kubur dan sebagainya, kemudian muncul sesuatu yang luar
biasa pada dirinya, seperti ucapan yang mujarab, bisa mengobati tanpa tahu
ilmu, dsb. Ini merupakan bantuan syaithan agar ajarannya tampak bagus dan
menakjubkan di mata orang
CARA PENGOBATAN DENGAN RUQYAH
Tiga tahapan dalam pengobatan :
Sebelum Pengobatan
1.
Mempersiapkan tempat pengobatan supaya
malaikat mau masuk : membuang lukisan-lukisan, menghancurkan jimat-jimat,
patung-patung, rajah-rajah, sikep, keris dll.
2.
Membersihkan dari lagu dan alat musik
3.
Membersihkan dari pelanggaran syari'at
: seperti laki-laki yang memakai emas dan sutera, wanita yang tidak menutup
aurat, ada orang yang tidak pernah sholat dan sebagainya.
4.
Mengajarkan pemahaman aqidah yang benar
kepada penderita dan keluarganya, supaya mereka hanya bergantung kepada Allah
Swt.
5.
Mingingatkan bahaya maksiat dan durhaka
kepada Allah, supaya mereka mau bertaubat. Taubat adalah salah satu faktor
terpenting untuk mempercepat proses penyembuhan
6.
Menjelaskan proses ruqyah, dan bedanya
dengan sihir
7.
Mendiagnosa keadaan : mimpi melihat
binatang seperti ular, kucing, anjing mimpi buruk dan tindihan; mendengkur
dengan keras saat tidur, beradu gigi/geraham saat tidur, insomnia / penyakit
aneh yang tidak bisa dibuktikan oleh medis, kebiasaan aneh, seperti : melamun,
paranoid, sering pusing tanpa sebab, mudah naik darah, tidak suka mendengarkan
Al-Qur'an, suka tidur, malas beribadah dan sebagainya.
8.
Dianjurkan bagi para hadirin/pasien
untuk berwudhu.
9.
Jika penderita adalah wanita, harus
tertutup aurat, tidak memakai wangi-wangian, lipstik dll.
10.
Jangan mengobati wanita kecuali dengan
muhrimnya
11.
Berdo'a kepada Allah agar menolong
mengeluarkan jin. Selama meruqyah harus selalu terikat kepada Allah, baik
fikiran, lisan dan perbuatan.
Pada Saat Pengobatan
Seluruh ayat Al-Qur'an dan do'a-do'a yang diajarkan Rasulullah
dari hadits-hadits shahih dan hasan adalah Ruqyah. Letakkan tangan dikening
penderita (tidak mutlak), bacakan ayat-ayat berikut :
1.
Al-Fatihah : 1 – 7
2.
Al-Baqoroh: 1 – 5,
102 – 103, 163 – 164, 255, 285 – 286.
3.
Ali Imran : 18 – 19
4.
Al-A'raf : 54 – 56,
117 – 122.
5.
Yunus : 81 – 82
6.
Al-Mukminun : 115 –
118.
7.
Ash-Shaffat : 1 – 10.
8.
Al-Ahqaf : 29 – 32.
9.
Ar-Rahman : 33 – 36.
10. Al-Hasyr : 21 – 24.
11. Al-Jin : 1 – 9.
12. Al-Ikhlas : 1 – 4.
13. Al-Falaq : 1 – 5.
14. An-Naas : 1 – 6.
Apabila setelah dibaca, penderita gemetar badanya atau terasa panas, atau mengantuk berlebihan, sakit pada bagian tubuh tertentu, pusing, mual, mata bergerak tak teratur dan berkedip-kedip, menangis, bergerak-gerak dan sebagainya, insya Allah ada jin di tubuhnya. Tidak semua jin langsung menyerah ketika dibacakan Al-Qur'an dan do'a-do'a, maka ia perlu didakwahi dengan diceritakan proses pencabutan nyawa, adzab kubur, ngerinya hari kiamat, dahsyatnya padang mahsyar, hari penghisaban, titian sirathal mustaqim, siksa neraka, dan sebagainya dari gambaran hadits-hadits Rasulullah Saw.
Karenanya, seorang peruqyah harus senantiasa belajar ilmu agama
yang shahih. Juga ada jin yang fanatik pada agamanya, sehingga perlu diajak dialog
agama. Kemudian diberitahu hukum menyerang orang muslim tanpa alasan yang
benar, hukum menyihir dsb. Kalau perlu diancam dibunuh bila tidak mau keluar.
Bila ia bukan jin, tetapi syaithan atau iblis, tidak perlu diajak
dialog. Disuruh keluar kalau tidak mau, dibunuh langsung. Ada jenis-jenis
tertentu dari iblis (yang tingkat tinggi) yang sepertinya sangat tahan terhadap
ayat-ayat Allah, bahkan ikut menirukan bacaanya.
Biasanya iblis seperti ini minta kepada orang yang memeliharanya
untuk menjadikan Al-Qur'an sebagai sandal di WC, untuk menghadapinya dibutuhkan
ketenangan, ketabahan, kesabaran, keikhlasan dan penyerahan diri mutlak dari
peruqyah kepada Allah. Tidak boleh terpancing emosinya walau seperti apapun
kelakuannya. Diniatkan jihad fii sabilillah walau harus berkorban nyawa
sekalipun.
Setelah Pengobatan
Setelah ruqyah selasai, maka penderita harus melakukan :
1.
Mendengar ayat-ayat Al-Qur'an, minimal
1 Juz setiap hari
2.
Tadarus Al-Qur'an
3.
Menjaga shalat, bila laki-laki
berjama'ah di masjid
4.
Tidak boleh mendengarkan musik
5.
Menjalankan sunnah harian, seperti :
do'a masuk kamar mandi dan keluarnya, do'a bepergian, melakukan sunnah-sunnah
hendak tidur dan bangun tidur, membaca basmalah ketika hendak memulai sesuatu
yang baik, makan dan minum dengan tangan kanan, dll.
6.
Ba'da shubuh membaca wirid : Laailaaha
iLLaLLaahu wahdahula syarikala Lahuu mulku wa lahuul hamdu yuhyi wa yumiitu
'ala qulli syai in qodir.100x dan wirid-wirid ma'tsurat
7.
Menjaga dzikir pagi dan petang seperti
yang diajarkan oleh Rasulullah
8.
Senantiasa muhasabah diri
(introspeksi), istighfar, bertaubat dan beramal shaleh setiap hari
9.
Menjauhi maksiat kepada Allah terutama
syirik, bid'ah dan dosa besar
10.
Mandi air ruqyah, sebaik dicampur
dengan daun bidara
Inilah yang harus dilakukan penderita dan keluarganya. Insya Allah
dia sembuh dan meningkat ketaqwaannya kepada Allah SWT. Ruqyah tidak berdampak
negatif sama sekali bagi diri seseorang, beda dengan pengobatan diluar sunnah.
Insya Allah dengan pengobatan batil itu penderita juga sembuh,
tetapi tidak bertambah keimanannya bahkan makin rusak. Fisiknya membaik, tetapi
akhlaknya hancur. Dia juga dilaknati Allah, Rasul-Nya dan Malaikat dan akan
mengalami su'ul khatimah, diakhirat mendapat siksa.
Dari Imran bin Hussein ra, dinyatakan : "Bahwa Nabi Saw
melihat seorang laki-laki memaki gelang kuningan di tangannya. Beliau bertanya,
"Apa ini? Orang itu menjawab, "Penolak sakit". Maka Nabi
bersabda, "Lepaskan. Sebab dia hanya menambah penyakit dan kalau kamu mati
dengan dia masih melekat di tubuhmu maka kamu takkan bahagia
selama-lamanya." (HR. Ahmad).
PENJAGAAN DAN PEMBENTENGAN DIRI
1.
Secara umum, jagalah ketaatan dan jauhi
kemaksiatan
2.
Periharalah shalat fardhu dan nafilah,
khususnya sholat rowatib
3.
Perbanyak membaca Al-Qur'an setiap
hari, khususnya pada malam hari dan lebih afdhol jika disertai dengan membeca
terjemah tafsir untuk tadabbur
4.
Persempitlah jalan syaithan dalam diri
dengan banyak berpuasa, minimal 3 hari dalam sebulan
5.
Basahilah lidah lidah dengan banyak
berdzikir, baik dzikir khusus pada kesempatan-kesempatan tertentu atau dzikir
umum seperti ; tasbih, tahmid, tahlil, sholawat, dll.
6.
Jagalah wirid dzikir pagi dan petang
dengan ma'tsurat atau lainnya yang bersumber dari Al-Qur'an dan As-Sunnah.
7.
Bekali diri dengan ilmu yang shahih
berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah sesuai dengan manhaj As-Salaf As-Shalih
dengan banyak membaca, kosnultasi, mengikuti kajian-kajian Islam secara
manhaji, dll. Khususnya dalam tema-tema aqidah, tazkiyatunnufus, tafsir Al-Qur'an
dan As-Sunnah
8.
Jauhilah kebiasaan melamun dan
menghayal, serta hindarkan pikiran dari hal-hal yang membebani samapi membuat
gelisah, sedih, takut, tertekan, marah, putus asa dan lain sebagainya.
9.
Pertahankan diri selalu berada di
tengah pergaulan dan kebersamaan islami
- Sering
bermuhasabah diri diikuti taubah dan istighfar
- Usahakan
selalu dalam keadaan suci (berwudhu)
- Tidurlah
secara islami (sesuai sunnah), dengan cara :
a.Niat (tidur dengan sengaja)
b.Berwudhu
c.Membersihkan dan merapikan tempat tidur
d.Membaca tasbih 33 kali, tahmid 33 kali dan takbir 33 kali
e.Membaca ayat kursi dan 2 ayat terakhir Al-Baqoroh
f. Mendekatkan kedua telapak tangan ke mulut dan membaca
Al-Ikhlash, Al-Falaq dan An-Naas lalu mengusapkan ke badan serata mungkin. 3
kali
g.Membaca do'a tidur
h.Tidur dengan cara berbaring miring ke kanan
i. Jika bermimpi buruk hendaklah :
1)
Meludah kecil ke sebelah kiri 3 kali
2)
Berta'awudz
3)
Mengubah posisi tidur
4)
Tidak menceritakannya
5)
Lebih baik jika bangun, berwudhu lalu sholat.
Seluruh kegiatan yang terkait dengan penjagaan, pencegahan atau
pengobatan dengan Ruqyah Syar'iyyah ini harus benar-benar diniatkan untuk Allah
SWT dan difahami sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari amalan ibadah yang
dianjurkan Islam kepada setiap muslim dan tidak dikhusukan hanya untuk meruqyah
semata . Setiap Muslim yang komitmen dengan ajara Islam memiliki kemampuan
untuk meruqyah dan ini merupakan amanah Allah untuk membantu saudara muslim
yang sekaligus sebagai tugas dakwah islamiyah. Wallahu a'lam
DAFTAR
PUSTAKA
Abu Maulana Hakim
Al-Ghifariy, 2002, Dialog Dengan Jin
Muslim, majlis AlBukhuts Wa Al-Dirasat
As-Syafi‟iyah
Pondok Pesantren Miftahul Huda, Lampung.
Achmad Sunarto, 1998, Koleksi
Hadits Qudsi, C.V Adis Jaya, Surabaya.
Ali Murtadha As-Sayyid,2005,
Bagaimana Menolak Sihir dan Kesurupan Jin, Gema
Insani, Jakarta.
Al-Imam As-Suyuthy,2003, Jin,
CV Darul Falah, Jakarta Timur.
Al-Qur‟an dan
Terjemahannya,1999. UII Press, Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur‟an, Yogyakarta.
Chasan Muhammad,2000,
Kumpulan Doa-doa Makbul, Mitra Pustaka, Yogyakarta.
Dr.Alibin Naafi‟
Al-Alyani,2004, Ruqyah Obat Guna-guna dan Sihir, Darul Falah, Jakarta.
Drs.Sentot Haryanto.M.Si,
2002, Psikologi Shalat, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
DR.Mustafa Mahmud,2003,
Dialog Dengan Atheis, Mitra Pustaka, Surabaya.
Dr.Musa Bin Sulaiman
Ad-Duwaisy,2003, Kontroversi Pemikiran
Ibnu Arabi, Pustaka As-Sunnah, Surabaya.
DR.Umar Sulaeman Al‟asqqor,
2001,Dunia Perdukunan, Pustaka
Nabawi, Yogyakarta.
Drs.Syahminan Zaini,1990, Peranan
Syetan dalam Kehidupan Orang Beriman, Kalam Mulia, Jakarta.
Dr.Umar Sulaiman Al-Asyqar, 1999, Alam Makhluk Supernatural, CV Firdaus,
Jakarta.
Fuad Nashori, 2002, Agenda
Psikologi Islami, Pustaka Pelajar,Yogyakarta.
Gatot Margono, 1996, Ilmu
Trawangan Melihat Alam Ghaib, Mekar,Surabaya.
Hamid Muhammad
Al-Muslih,2001,10 Sebab Terhapusnya
Dosa, Pustaka AlKautsar, Jakarta.
Ibnul Qayyim Al-Jauzy, 2003,
Masalah Ruh, PT Bina Ilmu,Surabaya.
Ibrahim Abbasi, 2004, Jin
Makhluk Supranatural, Qorina,Bogor.
Irmansyah Effendi.Msc, 2000,
Reiki, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Irmansyah Effendi.Msc, 2000,
Reiki 2, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Imam Ibnu Al-Qoyyim
Al-Jauziyah, 2002, Tafsir Surah Muawwadzatain ,Akbar Media Eka
Sarana, Jakarta.
Imam Ibnu Al-Qoyyim
Al-Jauziyah, 2002, Membersihkan Hati Dari Gangguan Setan, Gema Insani Press, Jakarta.
Imam Suroso, 2001, Ilmu
Pasang Susuk Bertuah, CV Aneka, Solo.
KI Ageng Panembahan, 1999,
Rahasia Kesaktian Ilmu Trawangan, ”53”, Surabaya.
Hasan Bishri, 2004, 53
Penjelasan Langkap Tentang Ruqyah, Ghoib Pustaka, Jakarta.
Majalah Ghoib, Mengimani Yang
Ghoib Sesuai Syari‟ah, Ghoib Pustaka, Jakarta.
Majdi Muhammad Asy-Syahawi,
1999, Memanggil Roh dan Menaklukkan Jin Antara
Mitos dan Realitas, PT Remaja
Rosdakarya, Bandung.