Rabu, 07 Januari 2015


RUQYAH SYAR'IYYAH
 Terapi Gangguan Penyakit Jasmani dan Ruhani

                                        Ust. H. Ibnu Sholeh, M.A, M.P.I  

Ada beberapa hal yang melandasi kita semua untuk membahas masalah Ruqyah dalam kondisi masyarakat kita sekarang ini. Diantaranya adalah menghidupkan Sunnah Nabi Shallallaahu 'alaihi wasalam dalam hal penjagaan dan perlindungan diri serta terapi pengobatan penyakit jasmani maupun ruhani

1.   Minimnya pembentengan diri yang dilakukan oleh sebagian umat Islam dengan dzikir syar'i sehingga banyak yang rentan terkena pengaruh buruk pandangan mata kedengkian manusia dan jin ( penyakit 'ain ) disamping banyaknya korban kejahtan dunia sihir dan perdukunan
2.   Ruqyah Syar'iyyah adalah sarana dakwah yang sangat efektif untuk menyelamatkan aqidah masyarakat dari bahaya kesesatan dan kesyirikan yang diakibatkan oleh maraknya dunia klenik dan perdukunan ditengah masyarakat akhir-akhir ini. Apalagi hal itu didukung oleh kebebasan media masa cetak maupun elektronik untuk mengekpose dan mempromosikannya secara besar-besaran.
3.   Ruqyah Syar'iyyah merupakan sarana efektif dalam penjagaan dan peningkatan kondisi rohani dan keimanan khususnya bagi aktifis dakwah Islam

SEJARAH SINGKAT RUQYAH

Istilah Ruqyah telah ada sejak sebelum Islam, hal ini bisa diketahui dari ungkapan salah seorang sahabat yang mengatakan: "Ini dahulu merupakan ruqyah yang kami pakai untuk menanggulangi sengatan kalajengking". Hanya saja pada masa sebelum Islam, belum ada batasan-batasan yang menjelaskan mana yang boleh dan mana yang tidak, sehingga banyak penyimpangan-penyimpangan yang mengandung kesyirikan. Ketika beliau diutus sebagai rasul yang membawa ajaran tauhid, beliau melihat banyaknya kekeliruan yang terjadi, akhirnya beliau melarang ruqyah. Setelah pelarangan tersebut, para sahabat mengklarifikasikan hal itu kepada beliau yang kemudian meminta mereka untuk memaparkan ruqyah-ruqyah yang selama ini telah mereka lakukan.
Setelah pemaparan itu akhirnya beliau menetapkan bahwa: Ruqyah yang diperbolehkan itu adalah yang tidak mengandung kesyirikan.Batasan yang telah ditetapkan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam memberikan sebuah penegasan bahwa meskipun istilah yang dipakai tetap sama (yaitu: ruqyah) akan tetapi makna dan hakikat yang terkandung didalamnya sangat berlainan. Begitu juga dengan istilah-istilah lain yang ada dalam khazanah keislaman, meskipun sama secara bahasa, akan tetapi berbeda batasan definisinya secara istilah.

Batasan yang sudah diberikan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam berlaku untuk setiap muslim kapan pun dan dimana pun. Ini merupakan tolok ukur yang paling utama dalam ruqyah. Berdasarkan hal ini, akhirnya bisa dibedakan mana Ruqyah yang sesuai dangan Syariat Islam dan mana yang tidak.

Adanya pembatasan tersebut akan mempermudah untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan yang telah terjadi di tengah masyarakat, meskipun mereka menggunakan istilah yang sama.

DEFINISI RUQYAH

Makna ruqyah secara terminologi adalah al-‘udzah (sebuah perlindungan) yang digunakan untuk melindungi orang yang terkena penyakit, seperti panas karena disengat binatang,kesurupan, dan yang lainnya. (Lihat An-Nihayah fi Gharibil Hadits karya Ibnul Atsir rahimahullahu 3/254)

Secara terminologi, ruqyah terkadang disebut pula dengan ‘azimah. Al-Fairuz Abadi berkata: “Yang dimaksud ‘azimah-‘azimah adalah ruqyah-ruqyah. Sedangkan ruqyah yaitu ayat-ayat Al-Qur`an yang dibacakan terhadap orang-orang yang terkena berbagai penyakit dengan mengharap kesembuhan.” (Lihat Al-Qamus Al-Muhith pada materi عزم)  

Menurut IbnuSidah  :Bacaan perlindungan. Ibnul Atsir berpendapat bahwa ruqyah adalah: Bacaan pelindungan yang dibacakan pada orang yang sakit. sedangkan Al Qarafi mengatakan:  Ruqyah adalah bacaan-bacaan khusus yang diharapkan kesembuhan dari penyakit dan segala sesuatu yang mencelakakan. 

Ruqyah merupakan bagian dari aplikasi Rukun Iman yakni beriman pada yang ghoib, seperti yang tercantum dalam Al-Baqoroh ayat 3.  Adapun makna ruqyah secara etimologi syariat adalah doa dan bacaan-bacaan yang mengandung permintaan tolong dan perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk mencegah atau mengangkat bala/penyakit.

Terkadang doa atau bacaan itu disertai dengan sebuah tiupan dari mulut ke kedua telapak tangan atau anggota tubuh orang yang meruqyah atau yang diruqyah. (Lihat transkrip ceramah Asy-Syaikh Shalih bin ‘Abdul ‘Aziz Alus-Syaikh yang berjudul Ar-Ruqa wa Ahkamuha oleh Salim Al-Jaza`iri, hal. 4) Tentunya ruqyah yang paling utama adalah doa dan bacaan yang bersumber dari Al-Qur`an dan As-Sunnah. (Ibid, hal. 5)

SECARA GARIS BESAR ADA DUA MACAM RUQYAH YANG DIKENAL, YAITU RUQYAH SYIRKIYYAH DAN RUQYAH SYAR'IYYAH

Ruqyah Syirkiyyah: Mantra-mantra, jampi-jampi atau doa-doa yang mengandung kemusyrikan dan diharamkan oleh syari'at.

Ruqyah Syar'iyyah :  Sebuah terapi syar'i dengan cara pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an dan do'a-do'a perlindungan yang bersumber dari Nabi Shollallahu 'alaihi wasallam yang dilakukan seorang muslim, baik dengan tujuan penjagaan diri sendiri atau untuk orang lain dari pengaruh jahat pandangan mata ('ain) manusia dan jin, kerasukan, pengaruh sihir, gangguan kejiwaan, berbagai penyakit fisik dan sebagainya. Rasulullah Saw bersabda, "Kemukakanlah kepadaku jampi-jampi kalian itu, tidaklah mengapa meruqyah selama tidak mengandung kesyirikan". ( HR. Muslim )

Istilah Ruqyah disertai Syar'iyyah dimaksudkan bahwa terapi ini dalam pelaksanaannya benar-benar murni sesuai dengan batasan syari'at Islam yang berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Dan hal itu, baik dengan kemurnian aqidah, niat dan tujuan, muatan dan isi, maupun tata cara pelaksanaan. Jadi harus benar-benar bersih dari unsur-unsur campuran yang tidak berdasar dan yang melanggar hukum syara'.
                  
Ruqyah adalah salah satu amal yang dilakukan oleh Rasulullah Saw, para sahabat dan salafush-shalih untuk  menjaga kesehatan fisik dan jiwanya. Tercatat banyak hadits-hadits shahih dan hasan yang meriawayatkan tentang ruqyah dan hal-hal yang berkaitan dengannya.
Rasulullah sendiri pernah meruqyah dan sahabat besar sperti Sa'ad bin Abi Waqqash, Ummul Mu'minin  Hafsah binti Umar, tabi'in seperti Malik bin Dinar juga melakukannya. Imam Ahmad bin Hambal, selain terkenal sebagai salah satu imam madzhab (Madzhab Hambali) juga terkenal kemampuanya meruqyah.

Muridnya Ibnu Taimiyah, Ibnu Qoyyim al-Jauziyah juga sering meruqyah. Di zaman modern seperti sekarang, seperti  Syaikh Abdus Salam Bali, Syaikh bin Baz, Muhammad Ash-Shayyim meneruskan pengobatan yang mengikuti Qur'an dan Sunnah tersebut.

SYARAT-SYARAT RUQYAH SYAR’IYYAH :
Imam Assuyuthi menjelaskan: "Para ulama telah ijma` tentang bolehnya ruqyah setelah tercukupinya tiga syarat berikut ini :

1.   Hendaknya Ruqyah itu dengan Ayat-ayat Alquràn atau dengan Asmaul Husna. Imam Nawawi menambahkan : zikir  yang bersumber dari hadits yang shahih.
2.   Hendaknya menggunakan Bahasa Arab atau bahasa yang bisa difahami maknanya
3.   Tidak boleh meyakini bahwa ruqyah itu sendiri yang menyembuhkan tapi kesembuhan itu berlaku atas izin dan takdir Allah.


GEJALA-GEJALA GANGGUAN JIN PADA MANUSIA

Gejala pada Waktu Tidur

1.   Susah tidur malam, yaitu tidak bisa tidur kecuali setelah lama dan bersusah-payah
2.   Susah bangun, yaitu tidur kebanyakan sehingga tidak bisa melakukan ibadah-ibadah yang diinginkan
3.   Cemas, yaitu sering terbangun pada waktu malam
4.   Mimpi buruk yaitu mimpi melihat sesuatu yang mengancam lalu ingin berteriak meminta pertolongan tetapi tidak bisa
5.   Mimpi melihat berbagai binatang seperti kucing, anjing, onta, ular srigala, tikus
6.   Bunyi gigi geraham beradu saat tidur
7.   Merintih saat tidur
8.   Berdiri dan berjalan dalam keadaan tidur dan tanpa kesadaran
9.Mimpi seolah-olah akan jatuh dari tempat yang sangat tingg
10. Mimpi berada dalam kuburan, tempat sampah atau jalan yang mengerikan
11. Mimpi melihat orang aneh seperti tinggi sekali, pendek sekali atau hitam sekali
12. Mimpi menyeramkan/melihat hantu
13. Mimpi dengan lawan jenis yang sama berkali-kali, dan ingin bertemu dengan yang diimpikan
14. Mimpi seakan-akan tertindih benda yang sangat berat dan sulit untuk melepasakan
15. Mendengkur sangat keras

Gejala pada Waktu Terjaga

1.   Sering was-was/ketakutan
2.   Suka marah-marah
3.   Dorongan kuat untuk bermaksiat
4.   Lesu dan malas sekali untuk beribadah
5.   Sulit sekali untuk khusyu
6.   Suka berkhayal
7.   Selalu pusing yang tidak disebabkan oleh penyakit
8.   Sakit kedua mata, kedua telinga, hidung, gigi, tenggorokan atau lambung
9.   Selalu berpaling dari dzikrullah, shalat dan ketaatan lainnya
10. Pikiran linglung
11. Kesurupan atau disebut dengan sumbatan syaraf
12. Rasa sakit pada salah satu anggota badan dan dokter tidak mengetahui penyebabnya

CIRI-CIRI RUQYAH SYIRKIYYAH (SYIRIK)

1.   Bertanya namanya, nama ayahnya dan nama ibunya untuk dimantera
2.   Meminta salah satu benda penderita (fhoto, kain, sapu-tangan, peci, baju dsb.
3.   Terkadang minta binatang dengan sifat tertentu atau media lain seperti bunga, misk, daun sirih, tanah dari rumah penderita, tanah kuburan, selamatan dsb.
4.   Menulis jimat-jimat tertentu (rajah), menggambar segi empat yang didalamnya ditulisi huruf dan angka, dll.
5.   Membaca mantra-mantra yang tidak difahami, potongan ayat Al-Qur'an dsb
6.   Kadang-kadang menyuruh penderita menyepi tidak terkena sinar matahari
7.   Kadang-kadang tidak boleh menyentuh air pada masa-masa tertentu atau mandi ditengah malam
8.   Memberi benda-benda yang harus ditanam di dalam tanah, ditempel diatas pintu, sikep, susuk, keris, akik, cincin besi, air sakti, telur, sabuk perlindungan, benang untuk ditalikan di tubuh, dsb.
9.   Menyuruh penderita beribadah dan berwirid bi'dah
10. Terkadang sudah tahu dulu permasalahan, nama dan tempat asal, bisa melihat ada jin dalam diri seseorang atau di suatu tempat.
11. Terkadang punya kamar khusus di rumahnya yang tidak   dapat dimasuki oleh orang lain.
12. Ada pantangan terhadap dirinya dan penderita terhadap hari dan tanggal tertentu (Tathoyyur)
13.   Menulis Al-Qur'an dengan terbalik, dari kiri atau dengan darah (haid) atau dengan sesuatu yang najis.
14.   Membakar kemenyan dan dupa, sulit untuk tawadlu'


Mungkin selama ini ada orang yang bukan dukun dan tidak tahu tentang sihir sama sekali, tetapi mungkin ia melakukan kebid'ahan, mengkeramatkan kubur-kubur dan sebagainya, kemudian muncul sesuatu yang luar biasa pada dirinya, seperti ucapan yang mujarab, bisa mengobati tanpa tahu ilmu, dsb. Ini merupakan bantuan syaithan agar ajarannya tampak bagus dan menakjubkan di mata orang

CARA PENGOBATAN DENGAN RUQYAH
Tiga tahapan dalam pengobatan :

Sebelum Pengobatan
1.   Mempersiapkan tempat pengobatan supaya malaikat mau masuk : membuang lukisan-lukisan, menghancurkan jimat-jimat, patung-patung, rajah-rajah, sikep, keris dll.
2.   Membersihkan dari lagu dan alat musik
3.   Membersihkan dari pelanggaran syari'at : seperti laki-laki yang memakai emas dan sutera, wanita yang tidak menutup aurat, ada orang yang tidak pernah sholat dan sebagainya.
4.   Mengajarkan pemahaman aqidah yang benar kepada penderita dan keluarganya, supaya mereka hanya bergantung kepada Allah Swt.
5.   Mingingatkan bahaya maksiat dan durhaka kepada Allah, supaya mereka mau bertaubat. Taubat adalah salah satu faktor terpenting untuk mempercepat proses penyembuhan
6.   Menjelaskan proses ruqyah, dan bedanya dengan sihir
7.   Mendiagnosa keadaan : mimpi melihat binatang seperti ular, kucing, anjing mimpi buruk dan tindihan; mendengkur dengan keras saat tidur, beradu gigi/geraham saat tidur, insomnia / penyakit aneh yang tidak bisa dibuktikan oleh medis, kebiasaan aneh, seperti : melamun, paranoid, sering pusing tanpa sebab, mudah naik darah, tidak suka mendengarkan Al-Qur'an, suka tidur, malas beribadah dan sebagainya.
8.   Dianjurkan bagi para hadirin/pasien untuk berwudhu.
9.   Jika penderita adalah wanita, harus tertutup aurat, tidak memakai wangi-wangian, lipstik dll.
10.   Jangan mengobati wanita kecuali dengan muhrimnya
11.   Berdo'a kepada Allah agar menolong mengeluarkan jin. Selama meruqyah harus selalu terikat kepada Allah, baik fikiran, lisan dan perbuatan.

Pada Saat Pengobatan
Seluruh ayat Al-Qur'an dan do'a-do'a yang diajarkan Rasulullah dari hadits-hadits shahih dan hasan adalah Ruqyah. Letakkan tangan dikening penderita (tidak mutlak), bacakan ayat-ayat berikut :

1.   Al-Fatihah : 1 – 7
2.   Al-Baqoroh: 1 – 5, 102 – 103, 163 – 164, 255, 285 – 286.
3.   Ali Imran : 18 – 19
4.   Al-A'raf : 54 – 56, 117 – 122.
5.   Yunus : 81 – 82
6.   Al-Mukminun : 115 – 118.
7.   Ash-Shaffat : 1 – 10.
8.   Al-Ahqaf : 29 – 32.
9.   Ar-Rahman : 33 – 36.
10. Al-Hasyr : 21 – 24.
11. Al-Jin : 1 – 9.
12. Al-Ikhlas : 1 – 4.
13. Al-Falaq : 1 – 5.
14. An-Naas : 1 – 6.

                   Apabila setelah dibaca, penderita gemetar badanya atau terasa panas, atau mengantuk berlebihan, sakit pada bagian tubuh tertentu, pusing, mual, mata bergerak tak teratur dan berkedip-kedip, menangis, bergerak-gerak dan sebagainya, insya Allah ada jin di tubuhnya. Tidak semua jin langsung menyerah ketika dibacakan Al-Qur'an dan do'a-do'a, maka ia perlu didakwahi dengan diceritakan proses pencabutan nyawa, adzab kubur, ngerinya hari kiamat, dahsyatnya padang mahsyar, hari penghisaban, titian sirathal mustaqim, siksa neraka, dan sebagainya dari gambaran hadits-hadits Rasulullah Saw.

Karenanya, seorang peruqyah harus senantiasa belajar ilmu agama yang shahih. Juga ada jin yang fanatik pada agamanya, sehingga perlu diajak dialog agama. Kemudian diberitahu hukum menyerang orang muslim tanpa alasan yang benar, hukum menyihir dsb. Kalau perlu diancam dibunuh bila tidak mau keluar.

Bila ia bukan jin, tetapi syaithan atau iblis, tidak perlu diajak dialog. Disuruh keluar kalau tidak mau, dibunuh langsung. Ada jenis-jenis tertentu dari iblis (yang tingkat tinggi) yang sepertinya sangat tahan terhadap ayat-ayat Allah, bahkan ikut  menirukan bacaanya.

Biasanya iblis seperti ini minta kepada orang yang memeliharanya untuk menjadikan Al-Qur'an sebagai sandal di WC, untuk menghadapinya dibutuhkan ketenangan, ketabahan, kesabaran, keikhlasan dan penyerahan diri mutlak dari peruqyah kepada Allah. Tidak boleh terpancing emosinya walau seperti apapun kelakuannya. Diniatkan jihad fii sabilillah walau harus berkorban nyawa sekalipun.


Setelah Pengobatan
Setelah ruqyah selasai, maka penderita harus melakukan :

1.   Mendengar ayat-ayat Al-Qur'an, minimal 1 Juz setiap hari
2.   Tadarus Al-Qur'an
3.   Menjaga shalat, bila laki-laki berjama'ah di masjid
4.   Tidak boleh mendengarkan musik
5.   Menjalankan sunnah harian, seperti : do'a masuk kamar mandi dan keluarnya, do'a bepergian, melakukan sunnah-sunnah hendak tidur dan bangun tidur, membaca basmalah ketika hendak memulai sesuatu yang baik, makan dan minum dengan tangan kanan, dll.
6.   Ba'da shubuh membaca wirid : Laailaaha iLLaLLaahu wahdahula syarikala Lahuu mulku wa lahuul hamdu yuhyi wa yumiitu 'ala qulli syai in qodir.100x dan wirid-wirid ma'tsurat
7.   Menjaga dzikir pagi dan petang seperti yang diajarkan oleh Rasulullah
8.   Senantiasa muhasabah diri (introspeksi), istighfar, bertaubat dan beramal shaleh setiap hari
9.   Menjauhi maksiat kepada Allah terutama syirik, bid'ah dan dosa besar
10.     Mandi air ruqyah, sebaik dicampur dengan daun bidara

                  
Inilah yang harus dilakukan penderita dan keluarganya. Insya Allah dia sembuh dan meningkat ketaqwaannya kepada Allah SWT. Ruqyah tidak berdampak negatif sama sekali bagi diri seseorang, beda dengan pengobatan diluar sunnah.

Insya Allah dengan pengobatan batil itu penderita juga sembuh, tetapi tidak bertambah keimanannya bahkan makin rusak. Fisiknya membaik, tetapi akhlaknya hancur. Dia juga dilaknati Allah, Rasul-Nya dan Malaikat dan akan mengalami su'ul khatimah, diakhirat mendapat siksa.

Dari Imran bin Hussein ra, dinyatakan : "Bahwa Nabi Saw melihat seorang laki-laki memaki gelang kuningan di tangannya. Beliau bertanya, "Apa ini? Orang itu menjawab, "Penolak sakit". Maka Nabi bersabda, "Lepaskan. Sebab dia hanya menambah penyakit dan kalau kamu mati dengan dia masih melekat di tubuhmu maka kamu takkan bahagia selama-lamanya." (HR. Ahmad).

PENJAGAAN DAN PEMBENTENGAN DIRI

1.   Secara umum, jagalah ketaatan dan jauhi kemaksiatan
2.   Periharalah shalat fardhu dan nafilah, khususnya sholat rowatib
3.   Perbanyak membaca Al-Qur'an setiap hari, khususnya pada malam hari dan lebih afdhol jika disertai dengan membeca terjemah tafsir untuk tadabbur
4.   Persempitlah jalan syaithan dalam diri dengan banyak berpuasa, minimal 3 hari dalam sebulan
5.   Basahilah lidah lidah dengan banyak berdzikir, baik dzikir khusus pada kesempatan-kesempatan tertentu atau dzikir umum seperti ; tasbih, tahmid, tahlil, sholawat, dll.
6.   Jagalah wirid dzikir pagi dan petang dengan ma'tsurat atau lainnya yang bersumber dari Al-Qur'an dan As-Sunnah.
7.   Bekali diri dengan ilmu yang shahih berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah sesuai dengan manhaj As-Salaf As-Shalih dengan banyak membaca, kosnultasi, mengikuti kajian-kajian Islam secara manhaji, dll. Khususnya dalam tema-tema aqidah, tazkiyatunnufus, tafsir Al-Qur'an dan As-Sunnah
8.   Jauhilah kebiasaan melamun dan menghayal, serta hindarkan pikiran dari hal-hal yang membebani samapi membuat gelisah, sedih, takut, tertekan, marah, putus asa dan lain sebagainya.
9.   Pertahankan diri selalu berada di tengah pergaulan dan kebersamaan islami
  1. Sering bermuhasabah diri diikuti taubah dan istighfar
  2. Usahakan selalu dalam keadaan suci (berwudhu)
  3. Tidurlah secara islami (sesuai sunnah), dengan cara :

a.Niat (tidur dengan sengaja)
b.Berwudhu
c.Membersihkan dan merapikan tempat tidur
d.Membaca tasbih 33 kali, tahmid 33 kali dan takbir 33 kali
e.Membaca ayat kursi dan 2 ayat terakhir Al-Baqoroh
f. Mendekatkan kedua telapak tangan ke mulut dan membaca Al-Ikhlash, Al-Falaq dan An-Naas lalu mengusapkan ke badan serata mungkin. 3 kali
g.Membaca do'a tidur
h.Tidur dengan cara berbaring miring ke kanan
i. Jika bermimpi buruk hendaklah :

1)    Meludah kecil ke sebelah kiri 3 kali
2)    Berta'awudz
3)    Mengubah posisi tidur
4)    Tidak menceritakannya
5)    Lebih baik jika bangun, berwudhu lalu sholat.


Seluruh kegiatan yang terkait dengan penjagaan, pencegahan atau pengobatan dengan Ruqyah Syar'iyyah ini harus benar-benar diniatkan untuk Allah SWT dan difahami sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari amalan ibadah yang dianjurkan Islam kepada setiap muslim dan tidak dikhusukan hanya untuk meruqyah semata . Setiap Muslim yang komitmen dengan ajara Islam memiliki kemampuan untuk meruqyah dan ini merupakan amanah Allah untuk membantu saudara muslim yang sekaligus sebagai tugas dakwah islamiyah. Wallahu a'lam






DAFTAR PUSTAKA


Abu Maulana Hakim Al-Ghifariy, 2002,  Dialog Dengan Jin Muslim,  majlis AlBukhuts Wa Al-Dirasat As-Syafiiyah Pondok Pesantren Miftahul Huda, Lampung.
Achmad Sunarto, 1998, Koleksi Hadits Qudsi, C.V Adis Jaya, Surabaya.
Ali Murtadha As-Sayyid,2005, Bagaimana Menolak Sihir dan Kesurupan Jin, Gema  Insani, Jakarta.
Al-Imam As-Suyuthy,2003, Jin, CV Darul Falah, Jakarta Timur.
Al-Quran dan Terjemahannya,1999. UII Press, Yayasan Penyelenggara Penterjemah  Al-Quran, Yogyakarta.
Chasan Muhammad,2000, Kumpulan Doa-doa Makbul, Mitra Pustaka, Yogyakarta.
Dr.Alibin Naafi Al-Alyani,2004, Ruqyah Obat Guna-guna dan Sihir, Darul Falah,  Jakarta.
Drs.Sentot Haryanto.M.Si, 2002, Psikologi Shalat, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
DR.Mustafa Mahmud,2003, Dialog Dengan Atheis, Mitra Pustaka, Surabaya.
Dr.Musa Bin Sulaiman Ad-Duwaisy,2003,  Kontroversi Pemikiran Ibnu Arabi,  Pustaka As-Sunnah, Surabaya.
DR.Umar Sulaeman Alasqqor, 2001,Dunia Perdukunan,  Pustaka Nabawi,  Yogyakarta.
Drs.Syahminan Zaini,1990, Peranan Syetan dalam Kehidupan Orang Beriman, Kalam Mulia, Jakarta.
Dr.Umar  Sulaiman Al-Asyqar, 1999,  Alam Makhluk Supernatural,  CV Firdaus,  Jakarta.
Fuad Nashori, 2002, Agenda Psikologi Islami, Pustaka Pelajar,Yogyakarta.
Gatot Margono, 1996, Ilmu Trawangan Melihat Alam Ghaib, Mekar,Surabaya.
Hamid Muhammad Al-Muslih,2001,10  Sebab Terhapusnya Dosa, Pustaka AlKautsar, Jakarta.
Ibnul Qayyim Al-Jauzy, 2003, Masalah Ruh, PT Bina Ilmu,Surabaya.
Ibrahim Abbasi, 2004, Jin Makhluk Supranatural, Qorina,Bogor.
Irmansyah Effendi.Msc, 2000, Reiki, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 
Irmansyah Effendi.Msc, 2000, Reiki 2, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Imam Ibnu Al-Qoyyim Al-Jauziyah,  2002,  Tafsir Surah Muawwadzatain ,Akbar Media Eka Sarana, Jakarta.
Imam Ibnu Al-Qoyyim Al-Jauziyah,  2002,  Membersihkan Hati Dari Gangguan  Setan, Gema Insani Press, Jakarta.
Imam Suroso, 2001, Ilmu Pasang Susuk Bertuah, CV Aneka, Solo. 
KI Ageng Panembahan, 1999, Rahasia Kesaktian Ilmu Trawangan, ”53”, Surabaya.
Hasan Bishri, 2004, 53 Penjelasan Langkap Tentang Ruqyah, Ghoib Pustaka, Jakarta.
Majalah Ghoib, Mengimani Yang Ghoib Sesuai Syariah, Ghoib Pustaka, Jakarta.
Majdi Muhammad Asy-Syahawi, 1999, Memanggil Roh dan Menaklukkan Jin Antara
Mitos dan Realitas, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.